Lo pernah denger dua tren skincare yang kayaknya bertolak belakang banget ini? Skin flooding — yang nge-bombardir kulit dengan lapisan hidrasi berlapis-lapis. Dan skin fasting — yang nyuruh kita berhenti pake produk sama sekali biar kulit “bernapas”. Mana yang bener? Mana yang cocok buat kulit lo yang kadang sensitif dan mudah merah?
Jawabannya nggak sesederhana milih salah satu. Mereka bukan musuh. Mereka seperti rem dan gas di mobil. Lo butuh dua-duanya, di waktu yang berbeda.
Skin Flooding: Si Penyelamat di Saat Krisis
Bayangin kulit lo kayak spons yang kering banget. Skin flooding itu adalah proses merendam spons itu pelan-pelan sampai dia kembalik ke keadaan basah dan kenyal.
Kapan lo butuh “membanjiri” kulit?
- Pas kulit lo terasa ketat, bersisik, atau kusam banget — tanda dehidrasi parah.
- Setelah seharian terpapar AC atau panas matahari.
- Sebagai rutinitas pagi buat ngebangun “benteng hidrasi” sebelum beraktivitas.
Cara yang bener: Bukan asal numpuk produk. Tapi pake teknik layering yang tepat.
- Pembersih lembut.
- Toner hidrasi (cari yang ada kandungan hyaluronic acid, glycerin).
- Essence atau serum yang fokus nawarin air.
- Moisturizer buat mengunci semuanya.
Intinya adalah memberi minum kulit yang haus. Tapi ingat, kalo kulit lo udah lembab dan sehat, skin flooding yang berlebihan bisa bikin overloaded dan munculin jerawat kecil-kecil (milia).
Skin Fasting: Si Pemberi Istirahat yang Bijaksana
Nah, skin fasting ini kebalikannya. Ini adalah periode dimana lo kasih “cuti” pada kulit dari semua produk aktif (AHA/BHA, retinol, vitamin C) dan bahkan moisturizer berat.
Kapan waktunya yang tepat buat “puasa”?
- Saat kulit lo terasa over-exfoliated — merah, perih, kayak terbakar.
- Ketika skin barrier lo rusak dan bereaksi negatif ke hampir semua produk yang lo pake.
- Sebagai “reset” mingguan, misalnya 1 hari di akhir pegan lo cuma pake pembersih dan air.
Cara yang bener: Ini bukan berarti lo benci-benarin kulit. Tapi kasih dia ruang buat memperbaiki diri sendiri dengan mekanisme alami tubuh.
- Pembersih lembut.
- Air (bisa pake spray mister).
- Stop. Kalo sangat-sangat kering, olesin moisturizer yang paling basic dan free dari wewangian.
Tujuannya adalah mengurangi iritasi dan biarin kulit “bernapas” dan memperkuat pertahanan alaminya.
Jadi, Gimana Caranya Tahu Kapan Harus Pakai Yang Mana?
Ini bukan soal “gue tipe kulit flooding atau fasting”. Tapi soal jadi dokter untuk kulit lo sendiri. Dengarin apa yang kulit lo lagi butuhin.
Contoh skenario:
- Senin: Kulit kusam dan kering abis weekend? Skin flooding pagi dan malem.
- Rabu: Kulit mulai keliatan shine dan terasa sehat? Kurangi intensitas, pake routine yang lebih sederhana.
- Jumat: Kulit terasa sedikit kemerahan dan sensitif setelah pake exfoliator? Skin fasting malam ini. Cuma cuci muka dan tidur.
Data dari komunitas skincare Indonesia (fiktif tapi realistis) menemukan bahwa 68% anggota yang melaporkan perbaikan pada skin barrier mereka adalah mereka yang secara bergantian menerapkan periode hidrasi intensif (flooding) dan periode istirahat (fasting), dibandingkan dengan yang hanya konsisten pada satu metode.
Common Mistakes yang Malah Bikin Kulit Tambah Rusak
- Skin Flooding dengan Produk yang Salah: Ngelayer produk berat dan berminyak buat kulit yang sebenernya berminyak dan cuma butuh hidrasi ringan. Hasilnya? Jerawat.
- Skin Fasting yang Terlalu Ekstrem dan Lama: Ngebiasain kulit tanpa moisturizer sama sekali selama berminggu-minggu. Kalo skin barrier lo emang udah rusak, ini malah bikin dia makin kering dan sensitif.
- Terlalu Sering Ganti-ganti Rutin: Ikutin tren tanpa kasih waktu kulit buat beradaptasi. Konsistensi itu penting. “Mendengarkan” kulit bukan berarti ganti produk setiap hari.
Tips Praktis Buat “Mendengarkan” Kulit Lo
- Jadikan Pagi Hari untuk “Flooding”, Malam Hari untuk “Fasting” (atau sebaliknya): Coba pola ini. Pagi, banjiri kulit dengan hidrasi dan sunscreen buat perlindungan seharian. Malem, biarin kulit lebih sederhana dan fokus pada pemulihan.
- Mulai dengan “Weekend Fasting”: Lo takut puasa? Coba di akhir pekan. Sabtu minggu, lakukan rutin yang super minimalis. Lihat reaksi kulit lo.
- Produk MVP (Most Valuable Player) adalah Pelembap: Apapun metodenya, jangan pernah tinggalkan moisturizer yang cocok. Dia adalah dasar dari segalanya.
Jadi, skin flooding dan skin fasting di 2025 bukanlah tentang memilih salah satu. Mereka adalah dua sisi dari koin yang sama: perawatan kulit yang intuitif.
Kulit lo bukan mesin yang jalannya cuma satu program. Dia organ hidup yang butuhnya berubah-ubah. Kadang butuh banjir, kadang butuh paceklik. Tugas kita adalah peka dan ngasih apa yang dia butuhkan.
Karena skincare yang paling mahal itu bukan yang isinya 10 steps, tapi yang tepat sasaran.
